"Sejak saya masih kecil, saya sering melihat kakek-nenek dan orang tua saya membuat ikan asap dan saya meneruskan tradisi ini dari mereka sejak 2008," kata pria berusia 40 tahun itu kepada Xinhua. "Ini merupakan bisnis utama kami selama beberapa generasi."
Kimse mengatakan dia membeli ikan dari nelayan untuk diolah menjadi ikan asap, dan menambahkan bahwa untuk membuat ikan asap, ikan terlebih dahulu dibersihkan dengan cara memotong kepalanya dan membuang isi perutnya.
"Setelah itu, ikan yang sudah dibersihkan ditusuk dengan tusuk sate bambu dan dijemur di bawah sinar matahari selama kurang lebih dua jam. Kemudian, ditaruh di rak panggangan kawat dengan ketinggian sekitar 0,5 meter dari atas tanah dan api dinyalakan di bawahnya," katanya.
"Biasanya dibutuhkan waktu sekitar empat hingga lima jam untuk membuat ikan tampak merah dan renyah," tambahnya.
Kimse mengatakan ikan asap dapat disimpan sebagai makanan pokok hingga enam bulan atau lebih jika disimpan di lemari es.
Dia mengatakan ikan asap merupakan salah satu hidangan favorit masyarakat Kamboja, karena dapat dimakan langsung, atau dimakan dengan mangga muda yang dicampur saus ikan, atau digunakan sebagai bahan pelengkap untuk berbagai jenis makanan.
Warga desa menyiapkan ikan asap di sebuah rumah produksi ikan asap di Provinsi Siem Reap, Kamboja, pada 11 Februari 2025. (Xinhua/Sao Khuth)