SHARE

istimewa

Orang-orang Tionghoa ikut mempelopori penyebaran pabrik es di Hindia Belanda. Salah satunya adalah Kwa Wan Hong dari Semarang. Sam Setyutama dalam Tokoh-Tokoh Etnis Tionghoa di Indonesia menyebut Hong mengembangkan tiga pabrik es di Semarang, Tegal, dan Pekalongan pada 1910-an.

Penyebaran es ke Makassar boleh jadi terkait dengan jejaring perdagangan antara Makassar dan Jawa yang telah terbentuk sejak abad ke-17. Jejaring itu kian intensif akhir abad ke-19 sampai awal abad ke -20 ketika pemerintah kolonial menetapkan Makassar sebagai pelabuhan bebas.

Pada masa ini, Maskapai Pelayaran Kerajaan Belanda (KPM) memegang penuh jalur perdagangan Makassar dengan pelabuhan dagang lainnya. Sebab KPM memiliki armada yang mumpuni untuk membuka ekspor-impor antarpelabuhan.

“Yang mengakibatkan impor dan ekspor meningkat dalam hubungan perdagangan Makassar-Jawa,” catat Nahdia Nur, Bambang Purwanto, dan Djoko Suryo dalam “Perdagangan dan Ekonomi di Sulawesi Selatan pada Tahun 1900-an sampai dengan 1930-an” termuat di Jurnal Ilmu Budaya, Juni 2016.

Masuknya es ke Makassar mungkin pula telah mengubah cara orang mengolah panganan berbahan pisang. Menurut Taufik, salah satu penjual es pisang ijo asli Makassar, dulu kudapan ini tidak senikmat dan sepopuler sekarang.

Konsumsi es di Makassar boleh jadi telah menarik penggunaan bahan lainnya seperti pemanis berupa sirup dan tepung maizena untuk kuahnya. “Dulu kuahnya dari tepung beras dan santan, kurang enak di lidah karena rasanya hambar. Sekarang sudah enak karena diganti tepung maizena dan ditambahkan sirup,” kata Taufik dikutip diamma.com, majalah kampus Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama), Jakarta.

Jadi, dapat dikatakan bahwa orang Makassar telah lama berkarib dengannya. Ini juga terlihat dari banyaknya penyebutan pisang dalam naskah, lontarak, dan cerita tuturan lisan turun-temurun.

Pisang bukan hanya diusahakan sebagai sumber pangan, tapi juga diolah menjadi peribahasa setempat. Ilmu ta’bang untia atau ilmu panjang umur. “Diibaratkan kepada pohon pisang walaupun telah dipotong akan tumbuh terus sampai berbuah,” catat tim Departemen Pendidikan dan Kebudayaan dalam Ceritera Rakyat Daerah Sulawesi Selatan.

Dari potongan-potongan ini, asal-usul es pisang ijo dapat sedikit sambung-menyambung dengan wilayah dan kebudayaan Makassar. Tapi yang lebih penting dari itu semua, Anda jangan sampai lupa menjajal kenikmatan es pisang ijo ini.

Di Makassar, ada sejumlah warung atau kios yang dikenal dengan sajian es pisang ijonya: Warung Bravo, Kios La Galigo, Rumah Makan Muda Mudi, dan Warung Raja Pisang Ijo, dan lain-lain. Bukan hanya di Makassar, penjual es pisang ijo ada di sejumlah tempat di Indonesia. Biasanya dijual di warung kaki lima. Tapi ada juga yang masuk resto-resto eksklusif dan hotel bintang lima.

Halaman :
Tags
SHARE