Laporan tersebut juga menjelaskan meningkatnya risiko penurunan mendominasi proyeksi ini. "Memanasnya perang dagang, bersama dengan ketidakpastian kebijakan perdagangan yang kian tinggi, dapat semakin menurunkan pertumbuhan jangka pendek maupun jangka panjang. Sementara penyangga kebijakan yang terkikis melemahkan ketahanan terhadap guncangan di masa depan," kata laporan itu.
"Sikap kebijakan yang berbeda dan berubah dengan cepat atau memburuknya sentimen pasar, dapat memicu penyesuaian ulang harga (repricing) aset lebih lanjut dan penyesuaian tajam pada nilai tukar mata uang asing serta arus modal, terutama bagi perekonomian yang sudah menghadapi tekanan utang. Ketidakstabilan keuangan yang lebih luas bisa terjadi, termasuk kerusakan pada sistem moneter internasional," papar laporan tersebut.
Gourinchas mengatakan rekomendasi kebijakan dari IMF menyerukan perlunya "kehati-hatian dan peningkatan kolaborasi."
"Prioritas pertama seharusnya memulihkan stabilitas kebijakan perdagangan dan membentuk pengaturan yang saling menguntungkan," kata Gourinchas. "Ekonomi global membutuhkan sistem perdagangan yang jelas dan dapat diprediksi untuk mengatasi kesenjangan yang sudah berlangsung lama dalam aturan perdagangan internasional, termasuk penggunaan hambatan nontarif yang meluas atau langkah-langkah lain yang mendistorsi perdagangan."