CARAPANDANG.COM, MOSKOW, 26 Desember (Xinhua) -- Rusia mengakui bahwa tidak ada penyelesaian yang mudah untuk krisis Ukraina dan pihaknya bersikap realistis mengenai situasi tersebut, kata Menteri Luar Negeri (Menlu) Rusia Sergei Lavrov pada Rabu (25/12).
"Kami bersikap realistis dan saat ini tidak memiliki gambaran apa pun tentang prospek penyelesaian yang mudah dari krisis Ukraina," kata Lavrov dalam sebuah wawancara.
Lavrov mengatakan bahwa krisis ini hanya dapat "diselesaikan dalam konteks kesepakatan mengenai keamanan dan stabilitas yang dapat diandalkan di Eropa," yang akan mencerminkan kepentingan Rusia dan kepentingan semua negara lainnya.
Menlu Rusia itu juga mengatakan bahwa Moskow bersikap realistis mengenai perubahan seiring dengan kehadiran pemerintahan Donald Trump di Amerika Serikat.
Dia mengatakan prinsip-prinsip yang dirumuskan oleh Presiden Rusia Vladimir Putin mengenai penyelesaian krisis Ukraina bukanlah prasyarat, melainkan didasarkan pada hukum internasional.
"Kami tidak pernah meninggalkan negosiasi ... akan tetapi kami perlu melihat proposal yang serius dan konkret ketika proposal tersebut disampaikan kepada kami," kata Lavrov.
Mengenai gencatan senjata yang saat ini sedang dibahas antara Barat dan Ukraina, Lavrov mengatakan bahwa Rusia membutuhkan perjanjian yang dapat diandalkan dan mengikat secara hukum yang akan menghilangkan akar penyebab konflik tersebut.