Agar visi ini dapat terwujud, Jagadish menekankan pentingnya hubungan yang lebih mendalam antara Indonesia dan Australia. Ia mengusulkan pembentukan program studi Magister dan Doktor bersama antar-kampus di kedua negara. Langkah ini memungkinkan mahasiswa dan peneliti untuk berkolaborasi dan mempelajari pendekatan baru dalam riset sekaligus mempererat hubungan ilmiah antar-negara.
Fasilitas Riset Harus Open Access
Jagadish kemudian menyoroti pentingnya infrastruktur ilmiah yang dapat diakses bersama (open access). Peralatan berteknologi tinggi dan mahal seringkali terisolasi dalam satu departemen universitas, sehingga membatasi dampak positifnya, dan mencerminkan penggunaan sumber daya yang kurang efisien. Model open access ini katanya, telah dilakukan pada fasilitas fabrikasi nasional Australia, yang terbuka untuk semua peneliti.
“Sangat penting bagi investasi dan infrastruktur riset dan pengembangan kita untuk dapat diakses oleh semua pihak,” tegasnya.
Jagadish menutup materinya dengan menekankan bahwa ekosistem sains dan teknologi yang kokoh akan membantu sebuah negara meningkatkan produktivitas, menciptakan lapangan kerja berkualitas, dan meningkatkan taraf hidup seluruh warga negaranya.
“Hasil akhir dari berbagai upaya tersebut, yakni terbentuknya masyarakat yang melek sains,” pungkasnya. dilansir kemendiktisaintek.com